Sabtu, 17 Desember 2011

TIPS RABUN JAUH / DEKAT


LATIHAN 1 : Mata Melirik Ke Kiri Dan Ke Kanan
Latihan senam mata ini baik untuk membantu merangsang otot mata agar mata otot mata dapat dapat cekung dengan baik dan tidak kaku. Caranya adalah dengan :
1. Pandangan lurus ke depan.
2. Tangan kanan berada di sebelah kanan badan sejajar leher.
3. Jari telunjuk mengacung ke atas.
4. Lihat jari anda dengan fokus dengan cara menoleh ke kanan.
5. Palingkan wajah anda ke kiri perlahan tanpa kehilangan pandangan fokus anda ke jari tadi.
6. Tahan pandangan ketika merasa mata sudah maksimal.
7. Ketika sudah lelah bebaskan mata anda dengan melihat yang jauh.
Tips :
- Lakukan ke arah yang berbeda seperti ke kiri, bawa, atas, kanan atas, kanan bawah, kiri atas, kiri bawah, dan lain sebagainya.
- Kemungkinan dapat menimbulkan rasa pusing dan mual. Itu tandanya mata anda butuh latihan ini.
- Jika mata sudah lelah istirahatkan dengan melihat yang jauh atau memejamkan mata sambil tiduran.
- Senam ini mungkin dapat mengobati rabun jauh dan rabun dekat serta penyakit cacat mata lainnya.
- Jika kesulitan fokus anda dapat mencoba dengan bantuan kacamata anda.
- Sebaiknya jangan terlalu lama, sekitar 10 sampai 30 detik saja tiap lirikan.
- Setelah latihan mata mungkin mata anda jadi agak tidak nyaman untuk melihat benda-benda yang dekat jaraknya.
- Latihan ini sebaiknya sering dilakukan di tempat yang terbuka yang banyak pohon jauh dan dekat tapi tidak ditempat umum yang banyak orang atau di tempat kerja yang butuh konsentrasi.
- Semoga mines / ples anda berkurang. Kalau sudah merasa berkurang ganti kacamata anda agar tidak memakai kacamata yang sekarang yang dapat mengembalikan cacat mata anda ke sediakala.



Seperti dikutip dari Eyehealthremedies, ada beberapa Metode Bates yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Bersembunyi
Latihan penglihatan ini membantu mata untuk rileks dan beristirahat.
Cobalah duduk dengan nyaman di depan meja kemudian taruh beberapa bantal hingga tingginya sejejer mata. Letakkan siku tangan di atas bantal tersebut kemudian tutup mata dengan dua telapak tangan hingga tidak ada cahanya yang masuk. Bernapaslah perlahan, santai dan membayangkan dalam kegelapan. Mulailah melakukan hal ini selama 10 menit sebanyak 2-3 kali dalam sehari.
2. Menggoyangkan bola mata
Cobalah berdiri dan fokus pada titik yang jauh, lalu goyangkan bola mata dari kiri dan kanan atau sebaliknya sambil berkedip sebanyak 100 kali setiap hari. Berkedip berguna untuk membersihkan dan melumasi mata.
3. Memilih satu warna dalam satu hari
Pilihlah satu warna berbeda tiap hari dan melihat keluar dengan objek warna yang dipilih sepanjang hari. Ketika melihatnya seseorang akan lebih menyadari warna daripada bentuknya.
4. Berjemur
Cobalah untuk melakukan hal ini sekali dalam sehari. Kegiatan ini membutuhkan hari yang cerah atau cahaya lampu yang bagus.
Caranya tutup mata lalu lihat langsung ke matahari melalui mata tertutup. Sambil melihat matahari, perlahan-lahan gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan sampai sejauh yang Anda bisa hingga hampir menyentuh pundak. Hal ini membantu membawa lebih banyak sirkulasi darah ke leher. Lakukan hal ini selama 3-5 menit.
5. Menggeser penglihatan
Banyak orang yang menghabiskan waktu untuk menatap layar komputer di depan wajahnya. Cobalah untuk menggeser penglihatan Anda pada tenunan kain di lengan baju, affiche di dinding atau pohon di seberang jalan. Hal ini dapat membantu meningkatkan penglihatan periferal dan dapat membantu rabun jauh, rabun dekat dan masalah penglihatan lainnya. Bahkan pada beberapa kasus bisa menghilangkan katarak.
Dr William Bates memberikan tips agar saat melakukan senam mata melepaskan kacamata atau kontak lensa agar merasa lebih nyaman dan santai. Ketika melakukan latihan ini cobalah untuk sangat berkonsentrasi pada mata sehingga hasilnya lebih maksimal.

Minggu, 11 Desember 2011

MAKALAH PRINSIP DASAR EPIDMIOLOGI

BAB I
PENGANTAR

A.   Penelitian Cross Sectional
Metode cross sectional lebih menekankan pada aspek waktu pengukuran 2 variabel (variabel independent dan variabel dependent) dilakukan saat bersamaan. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).
Cross Sectional
Studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi , maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individu dari suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun studi ini mudah dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu follow up. Umumnya studi cross sectional dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitiknya (kohort atau kasus control).


Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamikakorelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,observasional atau pengumpukan data sekaligus pada suatu saat (point timeapproach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja danpengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saatpemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Penelitian cross sectional
ini sering juga disebut penelitian transversal, dansering digunakan dalam penelitian-penelitian epidemiologi. Dibandingkan denganpenelitian-penelitan yang lain, metode penelitian ini merupakan yang paling lemahkarena penelitian ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana. Pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam penelitian cross sectional, dan juga untuk jenispenelitian analitik yang lain, di antaranya ialah :
a.    Penyakit, atau efek.
b.    Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut.
c.    Agen penyakit (penyebab penyakit)Faktor risiko ialah faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhimempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu. Ada dua macam faktor risiko, yaitu :
Faktor risiko yang berasal dari organisme itu sendiri (faktor risiko intrinsik). Adadua macam faktor risiko, yaitu :
1.    Faktor jenis kelamin dan usiaBeberapa penyakit tertentu berkaitan atau cenderung diderita oleh seseorangdengan jenis atau usia tertentu.
2.    Faktor-faktor anatomi atau konstitusi tertentu
3.    Faktor nutrisi


 
a. Faktor risiko yang berasal dari lingkungan (faktor risiko ekstrinsik) yang memudahkan seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya faktor ekstrinsik ini dapat berupa : keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik,maupun social budaya dan perilaku.Rancangan (desain) penelitian cross sectional adalah sebagai berikutPupolasi(sampel)Faktor Resiko + Faktor ResikoEfek + Efek - Efek + Efek –Dari skema tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkahpenelitian Cross Sectional adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi variable-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor risikodan faktor efek.
b. Menetapkan subjek penelitian.
c. Melakukan observasi atau pengukuran variable-variabel yang merupakan factor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variable pada saat itu(pengumpulan data)
d.  Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antarkelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran).Efek Ya Tidak JumlahFaktor risiko Ya A B A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+D

Keterangan
A : subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek B : subjek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek C : subjek tanpa faktor risiko yang mengalami efek D : subjek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek Analisis hubungan atau perbedaab prevalens antara kelompok-kolompok yangdiobservasi dilakukan setelah validasi dan pengelompokkan data penelitian yangdiperoleh. Analisis dapat berupa suatu uji hipotesis ataupun analisis untuk memperoleh risiko relative. Hal yang terakhir inilah yang lebih sering dihitung dalamstudi faktor risiko.Yang dimaksudkan dengan istilah risiko relative adalah perbandingan antaraprevalensi penyakit (efek) pada kelompok dengan risiko, dengan prevalensi efek padakelompok tanpa risiko.
Pada studi Cross Sectional, risiko relative yang diperolehbukan risiko relative yang murni. Pada studi Cross Sectional estimasi resiko relativediperoleh dengan menghitung rasio prevalens. Berikut formula Rasio Prevalens :RP= A/(A+B) : C/(C+D)A/A+B = Proporsi (prevalens) subjek yang mempunyai factor risisko yangmengalami efek, sedangkanC/C+D = Proporsi (prevalens) subjek tanpa faktor resiko yang mengalami efek.Rasio prevalens harus disertai dengan interval kepercayaan (Confideninterval) yang dikehendaki, yang menentukan apakah rasio prevalens tersebutbermakana atau tidak. Interval kepercayaan akan menunjukkan rentang nilai rasioprevalens yang diperoleh pada populasi terjangkau apabila sampling dilakukanberulang-ulang. Interprestasi hasil:
a.    Bila nilai rasio prevalens = 1 berarti variable yang diduga merupakan factor risikotersebut itu tidak ada pengaruhnya untuk terjadinya efek, dengan kata lain bersifatnetral. Misalnya semula diduga bahwa pemakaian kontrasepsi oral merupakanrisiko untuk terjadinya penyakit jantung bawaan. Bila dalam perhitungan ternyatarasio prevalensinya = 1, maka dari data yang ada berarti kontrasepsi oral bukanmerupakan factor risiko terjadinya panyakit jantung bawaan.
b.    Bila nilai rasio prevalensi > 1 berarti variable tersebut merupakan factor risikountuk timbulnya penyakit tertentu. Misalnya rasio prevalensi pemakaian KBsuntik pada ibu mneyusui terhadap kurang gizi pada anak = 2, hal inimenunjukkan bahwa KB suntik merupakan factor risiko untuk terjadinyadefesiensi gizi pada bayi.
c.    Apabila nilai Rp < 1, berarti factoryang diteliti tersebut justru mengurangikejadian penyakit, dengan perkataan lain variable yang diteliti tersebut merupakanfactor protektif. Misalnya Rp pemberian ASI untuk terjadinya diare pada bayiadalah 0,5 berarti ASI justru merupakan factor pencegah terjadinya diare.
B.   Penelitian case control
Kasus Kontrol/ case control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu mementukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat paparan dalam penelitian ini dapat diketahui dari register medis atau berdasarkan wawancara dari responden penelitian. Kelemahan dari studi ini adalah ketika responden penelitian sulit mengingat kembali riwayat paparan yang dialami terutama jika paparan sudah dilewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam penelitian kasus control sangat rawan recall bias, disamping bias seleksi. Namu kelebihan dari studi ini yaitu waktu penelitian relative singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang.
Penelitian “Case Control”adalah suatu penelitian (survey) analitik yangmenyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan“ retrospektif ”. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasipada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktuyang lalu. Rancangan penelitian “Case Control” dapat digambarkan sebagai berikut:Rancangan Penelitian case Control Faktor risiko +Efek +Faktor risiko – (kasus)PopulasiFaktor risiko + (Sampel)Efek -Faktor risiko – (kontrol).
Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut:
a.Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor risiko dan efek)
b.Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
c.Identifikasi kasus
d.Pemilihan subjek sebagai control
e.Melakukan pengukuran “retrospektif” untuk melihat faktor risiko.
f.Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel kontrol.Efek Ya Tidak JumlahFaktor risiko Ya A B A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+DKeterangan :A : kasus yang mengalami pajananB : kontrol yang mengalami pajananC : kasus yang tidak mengalami pajananD : konrol yang tidak mengalami pajananResiko relative dinyatakan dengan Odds Rasio (OR)
 
 Interprestasi
a.OR>1: faktor risiko
b.OR=1 : Netral
c.OR<1 : bukan faktor risiko (prostektif)

C. Penelitian cohort
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
Penelitian cohort  atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatupenelitian survey ( non eksperimen ) yang paling baik dalam mengkaji hubunganantara risiko dengan efek (penyakit). Seperti telah diuraikan sebelumnya penelitian cohort  adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasiantara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atauprospektif. Artinya, faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi penyakit salahsatu indicator status kesehatan.Kesimpulan hasil penelitian ini akan membandingkan proporsi subjek yangmenjadi sakit (efek positif) antara kelompokmsubjek yang diteliti dengan faktor risikopositif dengan kelompok subjek dengan faktor risiko negative (kelompok kontrol).Langkah-langkah pelaksanaan penelitian cohort 
antara lain sebagai berikut :
a.    Identifikasi faktor-faktor rasio dan efek.
b.    Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
c.    Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negative.
d.    Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control
e.    Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,selanjutnya timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
f.     Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek negative baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok kontrol.Rancangan Penelitian CohortEfek +Faktor Risiko +Efek –Populasi(sampel) Efek +Faktor Risiko –Efek –Efek Ya Tidak JumlahFaktor risiko Ya A B A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+DKeteranganA : subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek B : subjek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek C : subjek tanpa faktor yang mengalami efek D : subjek tanpa faktor yang tidak mengalami efek RR=A/(A+B) : C/(C+D)Interpretasi
a.    OR>1: faktor risiko
b.    OR=1 : Netral
c.    OR<1 : bukan faktor risiko (prostektif)
Hasil yang diperoleh pada studi kohort dengan melakukan follow-up secara longitudinal dapat diketahui kejadian efek dengan faktor risiko dan tanpa factor risiko, automatis dari studi kohort dapat diperoleh insiden rate.

Ciri-ciri penelitian kohort
a.Merupakan penelitian prospektif 
b.Bersifat observasional
c.Pengamatan dilakukan dari sebab akibat
d.Disebut juga studi insiden
e.Intervensi dilakukan oleh alam atau yang bersangkutan
f.Terdapat kelompok control
g.Terdapat hipotesis spesifik 

D. Penelitian eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.


Penelitian eksperimen atau percobaan ( experiment research) adalah kegiatanpercobaan (eksperiment ), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruhyang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitianeksperimen adalah adanya trial. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensiterhadap variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruhterhadap variabel yang lain.Tujuan utama penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinansaling sebab akibat dengan cara mengadakan inervensi atau mengenakan perlakuankepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensitersebut dibandingkan dengan  kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok kontrol).
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian eksperimen yaitu :
a.    Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yangakan diteliti.
b.    Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian.
c.    Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian.
d.    Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup :
1)    Menetukan variabel bebas dan variabel terikat
2)    Memilih desain eksperimen yang akan digunakan
3)    Menentukan sampel
4)    Menyusun alat eksperimen dan alat ukur
5)    Menyusun outline prosedur pengumpulan data
6)    Menyusun hipotesis
e.    Melakukan pengumpulan data tahap pertama ( pretest )
f.     Melakukan eksperimen.
g.     Mengumpulkan data tahap kedua ( posttest )
h.     Mengolah dan menganalisis data.
i.       Menyusun laporan.

Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sampel yang relative kecil, bila dibandingkan dengan besarnya populasi . Oleh Karena itu, hasil   penelitian eksperimen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistic yang cermat,sehingga dapat dilakukan generlisasi yang memadai.

1)  EKSPERIMEN SUNGGUHAN (TRUE EXPERIMENT)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidikikemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu ataulebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan danmemperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a.    Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat,baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi(pengaturan secara rambang).
b.    Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuaneksperimental.
c.    Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek secara acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, danpenentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.
d.    Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e.    Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
f.     Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakanagar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan ataudibiarkan bervariasi.

2) EKSPERIMEN SEMU (QUASI EXPERIMENT)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yangmerupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/ataumemanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengertikompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya danberbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:
a. Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevankecuali beberapa dari variabel tersebut.
b. Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat, sikap,dan perilaku.

BAB II
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

2.1 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Cross Sectional

Kelebihan
a.    Keuntungan yang utama dari desain Cross Sectional adalah memungkinkanpenggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mancaripengobatan, hingga generaliasinya cukup memadai.
b.    Desain ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
c.    Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variabel.
d.    Tidak terancam loss follow-up (drop out).
e.    Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian kohort ataueksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
f.     Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif.

Kekurangan
a.    Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan mana yang sebab dan mana akibat.
b.    Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit yangpa njang dari pada mereka yang mempunyai masa sakit yng pendek. Hal inidisebabkan karena individu yang cepat sembu atau cepat meniggal akanmempunyai kesempatan yang relative kecil untuk terjaring dalam studi ini. Bilakarakteristik pasien yang cepat sembuh atau cepat meninggal itu berbeda denganmereka yang mempunyai masa sakit yang panjang, maka akan terdapat terjadisalah interpretasi dari hasil temuan studi tersebut.
c.    Dibutuhkan subjek yang cukup besar, terutama bila variabel yang dipelajaribanyak.
d.    Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun prognosis
e.    Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang, misalnya kanker lambung.
f.     Mungkin terjadi bias prevales atau bias insiden karena efek suatu faktor risikoselama selang waktu tertentu disalah tafsirkan sebagai efek penyakit.

2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian case control
Kelebihan
a.    Menguntungkan untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi.
b.    Menguntungkan untuk mempelajari penyakit yang masa latennya lama.
c.    Lebih murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relative pendek.
d.    Memerlukan subyek yang lebih sedikit.
e.    Hasil dapat diperoleh dengan cepat
f.     Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus.

Kekurangan
a.    Sulit memastikan apakah kasus dan kontrol sebanding dalam hal faktor resiko.
b.    Bias mungkin terjadi karena data paparan diperoleh dari catatan atau ingatan darisampel diteliti.
c.    Tidak dapat digunakan untuk menentukan inciden rate penyakit secara langsungpada kelompok terpapar, kecuali jika studi berbasis populasi.
d.    Tidak dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan efek paparan yang lain(lebih dari satu variabel dependent) tetapi hanya memperhatikan satu kesudahan.
e.    Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian studi kohort
Kelebihan
a.     Merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insiden dan perjalananpenyakit atau efek yang diteliti.
b.     Memungkinkan uraian secara lengkap mengenai pengalaman seseorang setelahterkena aparan termasuk perjalanan alamiah penyakit.
c.     Memberikan urut-urutan waktu yang jelas antara paparan dan penyakit.
d.     Memberikan peluang bagus untuk mempelajari paparan yang jarang.
e.     Memungkan penilaian kesudahan yang majemuk (risiko dan manfaat) yangmungkin terkait dengan paparan tertentu.
f.      Memungkinkan estimasi angka kejadian masalah kesehatan secara langsung danresiko relative yang ada hubungannya dengan paparan yang diteliti.
g.     Menyajikan informasi yang umumnya lebih mudah dimengerti oleh mereka yangbukan ahli epidemiologi.
h.     Tidak perlu menahan perlakuan seperti pada randomized clinical trial.

Kekurangan
a. Dibutuhkan subyek yang besar untuk penyakit yang jarang.
b. Relative lebih mahal.
c.Tidak lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapatmempengaruhi hasil penelitian.
d.Status paparan mungkin berubah selama pelaksanaan penelitian.
e.Terancam adanya drop out atau terjadi perubahan intensitas pajanan atau factor risiko dapat mengganggu analisis hasil.

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Eksperimen
Kelebihan
a.    Dapat melakukan kontrol maksimal terhadap situasi terhadap situasi penelitian.
b.    Memungkinkan terjadinya penyebaran secara acak penyebaran karakteristik dasartermasuk faktor perancu dengan sebanding kepada eksperimen dan kelompok control  
Kekurangan
a.    Tidak bias bebas sepenuhnya dari faktor luar, human error, peran peluang. Untuk mengatasinya dilakukan stratifikasi blok. Blok yang dimaksud adalah populasihomogen seperti keluarga, kelompok kerja, kelompok pasien atau daerah geografis.
b.    Randomisasi menjadi tidak etis ketika sekelompok subyek tidak mendapatkanperlakuan sedangkan kelompok lain mendapatkan perlakuan yang dipandangbermanfaat baik oleh peneliti maupun subyek penelitian.






BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu :
Ø Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamikakorelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,observasional atau pengumpukan data sekaligus pada suatu saat (point timeapproach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja danpengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saatpemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Ø Penelitian “ Case Control ” adalah suatu penelitian (survey) analitik yangmenyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan“retrospektif ”. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasipada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Ø Penelitian cohort  atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatupenelitian survey ( non eksperimen ) yang paling baik dalam mengkaji hubunganantara risiko dengan efek (penyakit).
Ø Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol.





DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar METODE PENELITIAN, Arifin Seweng. STIK TAMALATEA
Heru,dkk.Manajemen Metodologi.Media Pressindo.Yogyakarta.2004


TUGAS
MATA KULIAH         : PRINSIP DASAR EPIDEMIOLOGI
DOSEN                      : ASRIYADI ,SKM,M.KES


“MAKALAH PENELITIAN DALAM
EPIDEMILOGI”
Description: logo unidayan
 





                                               
                                             

Disusun Oleh :

NAMA          :   TASMARNIATI
KELAS        :   B
NPM            :   O9 710 083




FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAU - BAU
2011