BAB I
PENGANTAR
A. Penelitian Cross Sectional
Metode cross sectional lebih menekankan pada aspek waktu
pengukuran 2 variabel (variabel independent dan variabel dependent) dilakukan
saat bersamaan. Penelitian cross-sectional adalah penelitian
yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk
mencari hubungan antara variabel independen (faktor resiko) dengan variabel
dependen (efek).
Cross Sectional
Studi epidemiologi yang mempelajari
prevalensi, distribusi , maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati
status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu-
individu dari suatu populasi pada suatu saat. Dengan demikian studi cross
sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan
dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (disease) atau sebaliknya. Namun
studi ini mudah dilakukan dan murah, serta tidak memerlukan waktu follow up.
Umumnya studi cross sectional dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan
kausal yang akan diuji dalam studi analitiknya (kohort atau kasus control).
Penelitian
cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamikakorelasi
antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,observasional
atau pengumpukan data sekaligus pada suatu saat (point timeapproach). Artinya,
tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja danpengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variable subjek pada saatpemeriksaan. Hal ini
tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Penelitian
cross sectional
ini
sering juga disebut penelitian transversal, dansering digunakan dalam
penelitian-penelitian epidemiologi. Dibandingkan denganpenelitian-penelitan
yang lain, metode penelitian ini merupakan yang paling lemahkarena penelitian
ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana. Pengertian-pengertian yang
perlu dipahami dalam penelitian cross sectional, dan juga untuk jenispenelitian
analitik yang lain, di antaranya ialah :
a.
Penyakit,
atau efek.
b.
Faktor
resiko untuk terjadinya penyakit tersebut.
c.
Agen
penyakit (penyebab penyakit)Faktor risiko ialah faktor-faktor atau
keadaan-keadaan yang mempengaruhimempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau
status kesehatan tertentu. Ada dua macam faktor risiko, yaitu :
Faktor risiko yang berasal dari
organisme itu sendiri (faktor risiko intrinsik). Adadua macam faktor risiko,
yaitu :
1. Faktor jenis kelamin dan
usiaBeberapa penyakit tertentu berkaitan atau cenderung diderita oleh
seseorangdengan jenis atau usia tertentu.
2. Faktor-faktor anatomi atau
konstitusi tertentu
3. Faktor nutrisi
a. Faktor
risiko yang berasal dari lingkungan (faktor risiko ekstrinsik) yang memudahkan
seseorang terjangkit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya faktor
ekstrinsik ini dapat berupa : keadaan fisik, kimiawi, biologik,
psikologik,maupun social budaya dan perilaku.Rancangan (desain) penelitian
cross sectional adalah sebagai berikutPupolasi(sampel)Faktor Resiko + Faktor
ResikoEfek + Efek - Efek + Efek –Dari skema tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkahpenelitian Cross Sectional adalah sebagai berikut :
a.
Mengidentifikasi variable-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor
risikodan faktor efek.
b. Menetapkan
subjek penelitian.
c. Melakukan
observasi atau pengukuran variable-variabel yang merupakan factor risiko dan
efek sekaligus berdasarkan status keadaan variable pada saat itu(pengumpulan
data)
d. Melakukan
analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antarkelompok-kelompok
hasil observasi (pengukuran).Efek Ya Tidak JumlahFaktor risiko Ya A B
A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+D
Keterangan
A :
subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek B : subjek dengan faktor
risiko yang tidak mengalami efek C : subjek tanpa faktor risiko yang
mengalami efek D : subjek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami
efek Analisis hubungan atau perbedaab prevalens antara kelompok-kolompok
yangdiobservasi dilakukan setelah validasi dan pengelompokkan data penelitian
yangdiperoleh. Analisis dapat berupa suatu uji hipotesis ataupun analisis
untuk memperoleh risiko relative. Hal yang terakhir inilah yang lebih
sering dihitung dalamstudi faktor risiko.Yang dimaksudkan dengan istilah risiko
relative adalah perbandingan antaraprevalensi penyakit (efek) pada kelompok
dengan risiko, dengan prevalensi efek padakelompok tanpa risiko.
Pada
studi Cross Sectional, risiko relative yang diperolehbukan risiko relative yang
murni. Pada studi Cross Sectional estimasi resiko relativediperoleh dengan
menghitung rasio prevalens. Berikut formula Rasio Prevalens :RP= A/(A+B) :
C/(C+D)A/A+B = Proporsi (prevalens) subjek yang mempunyai factor risisko
yangmengalami efek, sedangkanC/C+D = Proporsi (prevalens) subjek tanpa faktor
resiko yang mengalami efek.Rasio prevalens harus disertai dengan interval
kepercayaan (Confideninterval) yang dikehendaki, yang menentukan apakah rasio
prevalens tersebutbermakana atau tidak. Interval kepercayaan akan menunjukkan
rentang nilai rasioprevalens yang diperoleh pada populasi terjangkau apabila
sampling dilakukanberulang-ulang. Interprestasi hasil:
a.
Bila
nilai rasio prevalens = 1 berarti variable yang diduga merupakan factor
risikotersebut itu tidak ada pengaruhnya untuk terjadinya efek, dengan kata
lain bersifatnetral. Misalnya semula diduga bahwa pemakaian kontrasepsi oral
merupakanrisiko untuk terjadinya penyakit jantung bawaan. Bila dalam
perhitungan ternyatarasio prevalensinya = 1, maka dari data yang ada berarti
kontrasepsi oral bukanmerupakan factor risiko terjadinya panyakit jantung
bawaan.
b.
Bila
nilai rasio prevalensi > 1 berarti variable tersebut merupakan factor
risikountuk timbulnya penyakit tertentu. Misalnya rasio prevalensi pemakaian
KBsuntik pada ibu mneyusui terhadap kurang gizi pada anak = 2, hal
inimenunjukkan bahwa KB suntik merupakan factor risiko untuk
terjadinyadefesiensi gizi pada bayi.
c.
Apabila
nilai Rp < 1, berarti factoryang diteliti tersebut justru mengurangikejadian
penyakit, dengan perkataan lain variable yang diteliti tersebut merupakanfactor
protektif. Misalnya Rp pemberian ASI untuk terjadinya diare pada bayiadalah 0,5
berarti ASI justru merupakan factor pencegah terjadinya diare.
B. Penelitian case control
Kasus Kontrol/ case control adalah
studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika
terbalik, yaitu mementukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian
mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Riwayat paparan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari register medis atau berdasarkan wawancara dari responden
penelitian. Kelemahan dari studi ini adalah ketika responden penelitian sulit
mengingat kembali riwayat paparan yang dialami terutama jika paparan sudah
dilewati selama bertahun-tahun, sehingga dalam penelitian kasus control sangat
rawan recall bias, disamping bias seleksi. Namu kelebihan dari studi ini yaitu
waktu penelitian relative singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit
langka dan memiliki periode laten yang panjang.
Penelitian
“Case Control”adalah suatu penelitian (survey) analitik yangmenyangkut
bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan“
retrospektif ”. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan)
diidentifikasipada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau
terjadinya pada waktuyang lalu. Rancangan penelitian “Case Control” dapat
digambarkan sebagai berikut:Rancangan Penelitian case Control Faktor risiko
+Efek +Faktor risiko – (kasus)PopulasiFaktor risiko + (Sampel)Efek -Faktor
risiko – (kontrol).
Tahap-tahap
penelitian case control ini adalah sebagai berikut:
a.Identifikasi
variabel-variabel penelitian (faktor risiko dan efek)
b.Menetapkan
objek penelitian (populasi dan sampel)
c.Identifikasi
kasus
d.Pemilihan
subjek sebagai control
e.Melakukan
pengukuran “retrospektif” untuk melihat faktor risiko.
f.Melakukan
analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek
penelitian dengan variabel-variabel kontrol.Efek Ya Tidak JumlahFaktor
risiko Ya A B A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+DKeterangan :A : kasus yang
mengalami pajananB : kontrol yang mengalami pajananC : kasus yang tidak
mengalami pajananD : konrol yang tidak mengalami pajananResiko relative
dinyatakan dengan Odds Rasio (OR)
Interprestasi
a.OR>1:
faktor risiko
b.OR=1
: Netral
c.OR<1
: bukan faktor risiko (prostektif)
C. Penelitian cohort
Dalam
studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit
(agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang
sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada
penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah
beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan,
dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
Penelitian
cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah suatupenelitian
survey ( non eksperimen ) yang paling baik dalam mengkaji hubunganantara risiko
dengan efek (penyakit). Seperti telah diuraikan sebelumnya penelitian
cohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika
korelasiantara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke
depan atauprospektif. Artinya, faktor resiko yang akan dipelajari
diidentifikasi penyakit salahsatu indicator status kesehatan.Kesimpulan hasil
penelitian ini akan membandingkan proporsi subjek yangmenjadi sakit (efek
positif) antara kelompokmsubjek yang diteliti dengan faktor risikopositif
dengan kelompok subjek dengan faktor risiko negative (kelompok
kontrol).Langkah-langkah pelaksanaan penelitian cohort
antara
lain sebagai berikut :
a.
Identifikasi
faktor-faktor rasio dan efek.
b.
Menetapkan
subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
c.
Pemilihan
subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negative.
d.
Memilih
subjek yang akan menjadi anggota kelompok control
e.
Mengobservasi
perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,selanjutnya timbul
tidaknya efek pada kedua kelompok
f.
Menganalisis
dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek negative baik pada
kelompok risiko positif maupun kelompok kontrol.Rancangan Penelitian CohortEfek
+Faktor Risiko +Efek –Populasi(sampel) Efek +Faktor Risiko –Efek –Efek Ya
Tidak JumlahFaktor risiko Ya A B A+BTidak C D C+DA+C B+D A+B+C+DKeteranganA :
subjek dengan faktor risiko yang mengalami efek B : subjek dengan faktor
risiko yang tidak mengalami efek C : subjek tanpa faktor yang mengalami
efek D : subjek tanpa faktor yang tidak mengalami efek RR=A/(A+B) :
C/(C+D)Interpretasi
a.
OR>1:
faktor risiko
b.
OR=1
: Netral
c.
OR<1
: bukan faktor risiko (prostektif)
Hasil yang diperoleh pada studi
kohort dengan melakukan follow-up secara longitudinal dapat diketahui kejadian
efek dengan faktor risiko dan tanpa factor risiko, automatis dari studi kohort
dapat diperoleh insiden rate.
Ciri-ciri
penelitian kohort
a.Merupakan
penelitian prospektif
b.Bersifat
observasional
c.Pengamatan
dilakukan dari sebab akibat
d.Disebut
juga studi insiden
e.Intervensi
dilakukan oleh alam atau yang bersangkutan
f.Terdapat
kelompok control
g.Terdapat
hipotesis spesifik
D. Penelitian eksperimen
Studi
ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek
kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).
Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok
anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak
pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun
kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan
kelompok kontrol. Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor
utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu
terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada
perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non
perokok.
Penelitian
eksperimen atau percobaan ( experiment research) adalah kegiatanpercobaan
(eksperiment ), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau
pengaruhyang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus
dari penelitianeksperimen adalah adanya trial. Percobaan itu berupa perlakuan
atau intervensiterhadap variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi
perubahan atau pengaruhterhadap variabel yang lain.Tujuan utama penelitian
eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinansaling sebab akibat dengan cara
mengadakan inervensi atau mengenakan perlakuankepada satu atau lebih kelompok
eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensitersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok kontrol).
Langkah-langkah
dalam melakukan penelitian eksperimen yaitu :
a. Melakukan tinjauan literature,
terutama yang berhubungan dengan masalah yangakan diteliti.
b. Mengidentifikasi dan membatasi
masalah penelitian.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis
penelitian.
d. Menyusun rencana eksperimen, yang
biasanya mencakup :
1)
Menetukan
variabel bebas dan variabel terikat
2)
Memilih
desain eksperimen yang akan digunakan
3)
Menentukan
sampel
4)
Menyusun
alat eksperimen dan alat ukur
5)
Menyusun
outline prosedur pengumpulan data
6)
Menyusun
hipotesis
e.
Melakukan
pengumpulan data tahap pertama ( pretest )
f. Melakukan eksperimen.
g. Mengumpulkan data tahap kedua (
posttest )
h. Mengolah dan menganalisis data.
i. Menyusun laporan.
Pada
umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sampel yang relative kecil,
bila dibandingkan dengan besarnya populasi . Oleh Karena itu, hasil
penelitian eksperimen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistic yang
cermat,sehingga dapat dilakukan generlisasi yang memadai.
1) EKSPERIMEN
SUNGGUHAN (TRUE EXPERIMENT)
Tujuan
penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidikikemungkinan saling
hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu ataulebih kelompok
eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan danmemperbandingkan
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
kondisi perlakuan.Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a.
Pengaturan
variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat,baik
dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi(pengaturan
secara rambang).
b.
Secara
khas menggunakan kelompok kontrol sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan
dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuaneksperimental.
c.
Memusatkan
usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek secara acak,
penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, danpenentuan
perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.
d.
Validitas
internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
e.
Tujuan
ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.
f.
Dalam
rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakanagar
konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan
ataudibiarkan bervariasi.
2) EKSPERIMEN SEMU (QUASI EXPERIMENT)
Tujuan
penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yangmerupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya
dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/ataumemanipulasikan
semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengertikompromi
apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya
danberbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.Ciri penelitian
eksperimen semu meliputi:
a.
Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang
didalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevankecuali
beberapa dari variabel tersebut.
b.
Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat,
sikap,dan perilaku.
BAB II
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
2.1 Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian
Cross Sectional
Kelebihan
a.
Keuntungan
yang utama dari desain Cross Sectional adalah memungkinkanpenggunaan populasi
dari masyarakat umum, tidak hanya yang mancaripengobatan, hingga generaliasinya
cukup memadai.
b.
Desain
ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
c.
Dapat
dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variabel.
d.
Tidak
terancam loss follow-up (drop out).
e.
Dapat
dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian kohort ataueksperimen,
tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
f.
Dapat
dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif.
Kekurangan
a. Sulit untuk menentukan sebab dan
akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat yang
bersamaan (temporal relationship tidak jelas).Akibatnya sering tidak mungkin
ditentukan mana yang sebab dan mana akibat.
b. Studi prevalens lebih banyak
menjaring subjek yang mempunyai masa sakit yangpa njang dari pada mereka yang
mempunyai masa sakit yng pendek. Hal inidisebabkan karena individu yang cepat
sembu atau cepat meniggal akanmempunyai kesempatan yang relative kecil untuk
terjaring dalam studi ini. Bilakarakteristik pasien yang cepat sembuh atau
cepat meninggal itu berbeda denganmereka yang mempunyai masa sakit yang
panjang, maka akan terdapat terjadisalah interpretasi dari hasil temuan studi
tersebut.
c. Dibutuhkan subjek yang cukup besar,
terutama bila variabel yang dipelajaribanyak.
d. Tidak menggambarkan perjalanan
penyakit, insidens, maupun prognosis
e. Tidak praktis untuk meneliti kasus
yang sangat jarang, misalnya kanker lambung.
f. Mungkin terjadi bias prevales atau
bias insiden karena efek suatu faktor risikoselama selang waktu tertentu
disalah tafsirkan sebagai efek penyakit.
2.2
Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian case control
Kelebihan
a.
Menguntungkan
untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi.
b.
Menguntungkan
untuk mempelajari penyakit yang masa latennya lama.
c.
Lebih
murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relative pendek.
d.
Memerlukan
subyek yang lebih sedikit.
e.
Hasil
dapat diperoleh dengan cepat
f.
Memungkinkan
untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus.
Kekurangan
a.
Sulit
memastikan apakah kasus dan kontrol sebanding dalam hal faktor resiko.
b.
Bias
mungkin terjadi karena data paparan diperoleh dari catatan atau ingatan
darisampel diteliti.
c.
Tidak
dapat digunakan untuk menentukan inciden rate penyakit secara langsungpada
kelompok terpapar, kecuali jika studi berbasis populasi.
d.
Tidak
dapat digunakan untuk menentukan kemungkinan efek paparan yang lain(lebih dari
satu variabel dependent) tetapi hanya memperhatikan satu kesudahan.
e.
Validasi
mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.
2.3
Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian studi kohort
Kelebihan
a. Merupakan desain yang terbaik dalam
menentukan insiden dan perjalananpenyakit atau efek yang diteliti.
b. Memungkinkan uraian secara lengkap
mengenai pengalaman seseorang setelahterkena aparan termasuk perjalanan alamiah
penyakit.
c. Memberikan urut-urutan waktu yang
jelas antara paparan dan penyakit.
d. Memberikan peluang bagus untuk
mempelajari paparan yang jarang.
e. Memungkan penilaian kesudahan yang
majemuk (risiko dan manfaat) yangmungkin terkait dengan paparan tertentu.
f. Memungkinkan estimasi angka kejadian
masalah kesehatan secara langsung danresiko relative yang ada hubungannya
dengan paparan yang diteliti.
g. Menyajikan informasi yang umumnya
lebih mudah dimengerti oleh mereka yangbukan ahli epidemiologi.
h. Tidak perlu menahan perlakuan
seperti pada randomized clinical trial.
Kekurangan
a.
Dibutuhkan subyek yang besar untuk penyakit yang jarang.
b.
Relative lebih mahal.
c.Tidak
lanjut mungkin sulit dan kehilangan pada tindak lanjut dapatmempengaruhi hasil
penelitian.
d.Status
paparan mungkin berubah selama pelaksanaan penelitian.
e.Terancam
adanya drop out atau terjadi perubahan intensitas pajanan atau factor risiko
dapat mengganggu analisis hasil.
2.4
Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Eksperimen
Kelebihan
a.
Dapat
melakukan kontrol maksimal terhadap situasi terhadap situasi penelitian.
b.
Memungkinkan
terjadinya penyebaran secara acak penyebaran karakteristik dasartermasuk faktor
perancu dengan sebanding kepada eksperimen dan kelompok control
Kekurangan
a.
Tidak
bias bebas sepenuhnya dari faktor luar, human error, peran peluang.
Untuk mengatasinya dilakukan stratifikasi blok. Blok yang dimaksud adalah
populasihomogen seperti keluarga, kelompok kerja, kelompok pasien atau daerah
geografis.
b.
Randomisasi
menjadi tidak etis ketika sekelompok subyek tidak mendapatkanperlakuan
sedangkan kelompok lain mendapatkan perlakuan yang dipandangbermanfaat baik
oleh peneliti maupun subyek penelitian.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu :
Ø Penelitian cross sectional adalah
suatu penelitian untuk mempelajari dinamikakorelasi antara factor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan,observasional atau pengumpukan data
sekaligus pada suatu saat (point timeapproach). Artinya, tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja danpengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variable subjek pada saatpemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua
subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Ø Penelitian “ Case Control ” adalah
suatu penelitian (survey) analitik yangmenyangkut bagaimana faktor risiko
dipelajari dengan menggunakan pendekatan“retrospektif ”. Dengan kata lain,
efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasipada saat ini, kemudian
faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Ø Penelitian cohort atau sering
disebut penelitian prospektif adalah suatupenelitian survey ( non eksperimen )
yang paling baik dalam mengkaji hubunganantara risiko dengan efek (penyakit).
Ø Studi
ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek
kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).
Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok
anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak
pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun
kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan
kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar METODE PENELITIAN, Arifin Seweng.
STIK TAMALATEA
Heru,dkk.Manajemen Metodologi.Media
Pressindo.Yogyakarta.2004
TUGAS
MATA KULIAH :
PRINSIP DASAR EPIDEMIOLOGI
DOSEN :
ASRIYADI ,SKM,M.KES
“MAKALAH PENELITIAN
DALAM
EPIDEMILOGI”
![]() |
Disusun
Oleh :
NAMA
:
TASMARNIATI
KELAS :
B
NPM : O9
710 083
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
DAYANU IKHSANUDDIN
BAU
- BAU
2011
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar